Archive for Oktober 2019

Andry K.

=====================================

16.21, Jakarta, Disebuah sore hari yang hampa..
Ditemani Hoobastank “ If  i were you” dan “ The Reason”..

Alkisah namanya Gerry, seorang petani sukses, seorang pemuda yang sangat gigih, mempunyai motivasi yang sangat kuat untuk mendapatkan sesuatu, keras kepala, dan pekerja keras. Dalam hidupnya sekaranglah titik puncak kariernya, mempunyai seorang istri yang sangat cantik, pintar, dan baik hati. Dikarunai 2 orang anak, lelaki dan perempuan. Yang lelaki sudah masuk kedalam masa remaja, sangat pintar, tampan, dan sama seperti ibunya baik hati. Serta adiknya, perempuan dalam masa sekolah menengah, sangat pintar bermain biola, cantik, pintar dan sangat baik hati. Lalu apa yang kurang dalam hidup Gerry? Rumah sudah ada 2, dikawasan elite dan diluar negeri. Usahanya beternak kambing dan ayam sudah sangat maju. Dengan usahanya dia dapat memperkerjakan 2 ribu orang. Namun Gerry masih tidak merasa bahagia. Kenapa? Itulah pertanyaan yang ditanyakan Gerry sekarang.

Lalu Gerry bertanya kepada semua orang, kenapa dan apa yang membuatnya masih tidak bahagia. Orang yang ditanya malah menggelengkan kepalanya dan akan membandingkan kehidupan mereka yang kejam dan kelam. Gerry tidak butuh perbandingan itu, dia butuh jawaban kenapa. Gerry mencari bertahun-tahun pertanyaan kenapa dia tidak bahagia, sehingga kehidupannya terasa janggal. Dia hidup, Dia bekerja, hanya mengikuti waktu, hanya mengikuti arus kehidupan. Flat life. Dia merasa ada yang mengganjal dihatinya.
Akhirnya Gerry pergi keluar kota, jauh dari kota tempat segala waktu hidupnya dihabiskan selama ini. Gerry bertemu dengan seorang petapa sakti didalam desa itu. Menurut desas desusnya sang petapa dapat membelah gunung dan menyatukan kembali, dapat melihat kedalam hati seseorang apa yang orang itu pikirkan, dan dapat mengobati setiap penyakit seseorang.
Petapa itu tinggal disebuah Goa yang sangat kumuh. Kotorannya dan makanannya menjadi satu, terkadang dia malah tidak tahu apa yang dia makan kotorannya atau makanannya. Menurut desas desus kembali, ini biasa karena perilaku orang sakti ya seperti dia.

Gerry bertemu dengannya di sebuah sore dimana matahari sendu karena kelelahan bersinar. Gerry bertanya kepada sang petapa kenapa dia tidak bahagia, sang petapa hanya tertawa mendengarkan. Sang petapa menyarankan supaya Gerry bertukar hunian dengan ternak-ternaknya, lalu berselingkuh dengan wanita lain dan kalau perlu bersenggama didepan istrinya, lalu mengangkat seekor kambing dan seekor ayam untuk menjadikan anak-anaknya dan membuang kedua anaknya.
Gerry merasa kaget dan marah dengan saran si petapa gila yang badannya mirip dengan kerbau hamil itu. Dia lalu pulang kerumahnya dengan emosi dikepala, dan jelas dia TIDAK akan mengikuti saran si petapa kerbau hamil.

Namun hari-harinya makin membosankan, hari-harinya makin flat. Sampai pada suatu hari, dirinya merasa sangat bosan dan titik kebosanannya sudah mencapai puncak. Dan dia belum menemukan arti kebahagiaan itu. Akhirnya Gerry terpikir saran petapa kerbau hamil, dan berfikir untuk mengikuti sarannya. Tidak salah mencoba sesuatu yang kita belum ketahui, begitu pikir Gerry.

Gerry mulai mencoba melakukan kegilaan pertama, menukar huniannya dengan hunian kerbau. Jelas sang istri heran dan marah dengan sikap suaminya, sampai mengancam tidak mau tinggal bersama lagi dengan Gerry, begitu pula anak-anaknya. Kesetiaan keluarganya mulai dipertaruhkan, namun karena sang istri dan anak-anaknya sangat mencintai Gerry, akhirnya mereka mencoba bertahan menghadapi kegilaan sang ayah.

Lalu Gerry melakukan kegilaan kedua yang lebih ekstrem, bercinta dengan wanita lain didepan istri dan anak-anaknya. Istrinya jelas sangat murka dengan perbuatan bejat sang suami, dan menampar suami dengan sekeras-kerasnya, dia merasa dikhianati, merasa dibodohi,  merasa disakiti dengan sangat. Lalu sang istri pergi dari sisi Gerry. Tinggallah Gerry bersama kedua anaknya yang mencoba memahami sang ayah.

Namun kegilaan Gerry tidak sampai disitu, dia mengikuti saran sang petapa kerbau hamil yang ketiga. Gerry mengambil seekor ayam dan seekor kambing, dan diperlakukanlah sebagaimana anaknya. Sedangkan anak-anaknya dimasukkan kedalam kandang ayam dan kandang kambing dan diperlakukanlah sebagaimana ayam dan kambing. Anak-anaknya jelas murka dengan sikap ayahnya, mereka lalu meninggalkan Gerry dan pergi bersama sang ibunya.

Lalu tinggalah Gerry sendirian, disebuah gubuk, bersama kambing, bersama ayam, dengan kegilaannya. Gerry lalu murka pada dirinya dan murka pada petapa kerbau hamil yang membuatnya menjadi begini. Dia lalu pergi menemui sang petapa, sembari membawa parang dan pedang, berusaha memenggal kepala petapa.
Di depan petapa, Gerry menceritakan semua yang terjadi, sampai pada keinginan Gerry untuk membelah kepala petapa. Petapa yang gendut, segendut kerbau hamil, dekil, sedekil kerbau tidak mandi, tertawa, mencengirkan gigi-giginya yang hitam dan ompong.

Sekarang aku akan mengembalikan kehidupan mu seperti semula, begitu kata petapa. Lalu semudah menjetikkan jari, kehidupan Gerry kembali ke semula. Dan Gerry tidak pernah kembali ke petapa kerbau hamil yang gila itu lagi, selamanya dia merasa bahagia.

******************************************

Membaca cerita tadi, sangat relatif. Yups hidup itu sangatlah relatif. Saya adalah pecinta Albert Einstein dengan kejeniussannya dapat menciptkan teori relatif, bahwa setiap benda, setiap sesuatu, tidaklah mutlak. Waktu contohnya sangat relatif, ketika mengetikkan huruf pertama di baris pertama tulisan ini, jam menunjukkan 16.21, ketika habis di kalimat ini, saya melihat jam kembali menunjukkan 16.59. lagu Hoobastank juga sudah bergulir, sekarang terputar lagu Michael Bubble “ haven’t met you yet”, mungkin setelah ini akan memutar lagu Larc en ciel “ stay away”. Begitu juga, waktu saya semester satu, badan saya sangat kurus, lalu sekarang.? Sudah menjadi sangat gendut. Itulah kerelatifan, lalu saya juga beranggapan bahwa bahagia adalah relatif.

Dari cerita yang saya karang diatas, kita lihat bahwa, si petapa yang mirip kerbau hamil, tinggal digoa, bersama dengan kotoran-kotorannya, yang kata cerita diatas seandainya makan, dia tidak peduli apa yang dia makan, kotorannya  kah, atau makanannya kah. Dibandingkan dengan kehidupan Gerry yang sangat sempurna, sangat diidambakan, namun mana yang lebih bahagia? Gerry tidak menemukan arti dari kebahagiaannya dalam setiap jengkal kesuksessannya, sedangkan si petapa kerbau hamil tadi menemmukan kebahagiaannya dalam hidupnya bersama kotoran-kotorannya.

Cerita ini bukan mengajarkan bahwa bahagia adalah hidup bersama kotorannya anda dan menjadi seperti petapa gila yang mirip kerbau hamil, tapi kalau ada yang berminat mencoba yang silahkan. 
Saya, melalui cerita diatas hanya ingin berpendapat, (ini hanya pendapat saya lho.?, jadi kalau ada yang tidak setuju, silahkan ajukan banding, dan kita berargumen..) kebahagiaan berasal dari ketidak bahagiaan.

Gerry karena sebelumnya tidak pernah merasakan ketidak bahagiaan sebelumnya, tidak akan merasakan kebahagiaan. Dan lihat ketika dia mulai merasakan ketidakbahagiaan, dia mulai merasakan kebahagiaan yang dulu tidak dirasakan. Sebuah club sepakbola, tidak akan menjadi sebuah legenda ketika dalam pertandingan final, mereka kalah 120-0 dan diakhir pertandingan akan menang dengan skor 120-121. Seorang jagoan sejati di film laga tidak akan tiba-tiba menang terlebih dahulu dalam pertarungan melawan penjahatnya, (yah.. kecuali kalau filmnya memang jelek, karena jagoannya menang terus). Sebuah film yang bagus dinilai dari klimaks masalahnya, bukan dari endingnya.!! (yaahh… kecuali kalau yang nonton agak alay.!), atau seorang Harry Potter, kisahnya tidak akan dibaca ratusan manusia jika saja J.K Rowling tidak menciptakan tokoh Lord Voldemort yang jahat, atau seorang Spiderman tidak akan menjadi seorang manusia laba-laba apabila tidak tergigit laba-laba yang beracun(bayangkan jika Peter tergigit anjing, atau monyet.! Sangat tidak lucu).

Begitu juga hidup, tidak akan ada warna putih ketika warna hitam musnah, tidak akan ada bidadari yang cantik jelita dan bohay bila tidak ada malaikat jahat yang mirip gorilla. Tidak akan ada sebuah cinta pada dada manusia apabila tidak ada rasa kebencian, rasa dendam.

Lalu kebahagiaan juga menyangkut cara kita melihat segala sesuatu. Seekor cacing akan sangat terlihat menjijikkan bagi sebagian orang, tapi bagi sebagian orang lain yang berternak cacing itu akan menjadi uang, lebih dari emas. Kebahagiaan juga menyangkut cara kita bertindak, cara kita merasakan, cara kita memahami. Lalu kebahagiaan pada dasarnya bersifat universal, dan menyeluruh. Seekor virus mematikan pun mempunyai hak dalam hidupnya menjadi virus. Namun masalahnya sekarang kadang kebahagiaan itu dapat mengorbankan orang lain, mengorbankan lingkungan sekitar, mengorbankan dunia atau alam raya. Itu tergantung kita, tergantung kita bersikap, tergantung kita memilih.


Kebahagiaan sebenarnya adalah ketidakbahagiaan. 
Ketidakbahagiaan sebenarnya adalah kebahagiaan.

pertapa edan (gue)


-------------------------------------------------------------------

numpang narok tulisan di blog bini.. :v

Kebahagiaan = Ketidakbahagiaan..??

Author : ina kawaii Comments : 0

- Copyright © Ina Kawaii - Hentai Ouji - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -