- Home >
- Dalam Sehari, 10 Warga Negara Jepang Masuk Islam
Posted by : ina kawaii
Senin, 12 Agustus 2013
Dr Zakaria Ziyad, kepala Lembaga Kaum Muslimin (LKM), di Jepang
mengungkapkan, Islamic Center yang terletak di ibukota Jepang, Tokyo
tengah merintis pendirian sekolah Islam pertama di Jepang. Ia
menambahkan, sebagian data statistik menunjukkan, dalam sehari, sekitar
10 WN Jepang masuk Islam.
Dalam wawancaranya dengan surat kabar
‘Khaleej’ yang terbit di Emirat, Ziyad, mengatakan, saat ini telah
dibeli sebidang tanah di dekat Masjid Terbesar di Tokyo. Rencananya akan
didirikan sebuah sekolah di areal tersebut. Ziyad, yang mengajar
sebagai dosen di Tokyo University dan juga ketua Ikatan Mahasiswa Muslim
(IMM) di Jepang menyiratkan, kaum Muslimin di Jepang selalu ragu-ragu
untuk membangun masjid. Akibatnya, di seantero Jepang baru ada sekitar
50 buah masjid saja yang harus melayani ribuan kaum Muslimin. Padahal,
konstitusi Jepang menyatakan tidak ikut campur dalam permasalahan
keyakinan agama
Sayangnya, kaum Muslimin masih tidak mampu untuk
mendirikan masjid, yang sebetulnya merupakan pintu penting untuk
menjaga identitas Islam dan kaum Muslimin di Jepang. Ziyad
menyebutkan, di antara masjid paling menonjol yang ada di negeri itu
adalah masjid ‘Nagoya’ yang didirikan oleh Kementerian Wakaf, Uni Emirat
Arab. Pendiriannya saat itu menelan biaya sebesar 1,5 juta Dolar AS
yang didesain dengan gaya arsitektur tercanggih. Selain itu, ada juga
masjid Besar Tokyo dan Osaka.
Sejumlah masjid dan mushalla yang
ada di Jepang kekurangan imam dan para khatib yang seharusnsya dapat
memberdayakan kaum Muslimin Jepang dan mengenalkan kepada mereka
prinsip-prinsip agama. Kebanyakan Dai kaum Muslimin yang dikirim
negara-negara Arab dan Islam tidak menguasai bahasa Jepang. Zakaria
mengingatkan, negeri Sakura tersebut amat memerlukan seorang Mufti yang
bersedia tinggal di tengah kaum Muslimin di Jepang agar dapat memberikan
fatwa agama yang benar kepada mereka.
Ia mengatakan, semua orang
akan mengenal seberapa besar problematika yang dihadapi manakala
mengetahui bahwa jumlah imam yang ada saat ini di Jepang tidak lebih
dari 5 orang saja.!! Ia menyebutkan, salah satu organisasi Islam di
Jepang telah membeli sebidang tanah di dekat ibukota Jepang, Tokyo. Di
atas tanah itu, didirikan sejumlah pekuburan yang sedianya menjadi
tempat kaum Muslimin yang meninggal dunia dikuburkan secara gratis. Hal
ini, mengingat harga tanah di Jepang amat mahal. Demikian pula, dapat
menguburkan kaum Muslimin sesuai dengan syariat mereka. Sebab
orang-orang Jepang membakar jenazah orang-orang yang meninggal dunia di
kalangan mereka. Zakaria mengimbau kepada negara-negara Arab dan Islam
agar membantu kaum Muslimin Jepang dengan mengirimkan para Dai yang
bekerja menyebarkan pengetahuan Islam.
Dalam waktu yang sama, ia
juga meminta yayasan-yayasan dakwah Islam besar untuk meningkatkan kerja
kerasnya di Jepang. Hal ini mengingat negeri matahari itu dinilai
sebagai ladang yang subur untuk penyebaran dakwah Islam. Ziyad
mengatakan, masyarakat Jepang tidak menyimpan rasa benci terhadap Islam
ataupun kaum Muslimin. Belum pernah terjadi, ada seorang Muslim yang
mengalami kesulitan atau masalah, baik ia seorang WN pribumi Jepang
maupun warga pendatang. Ia menyiratkan, pemerintah dan rakyat Jepang
memberikan kaum Muslimin kebebasan total dalam menjalankan syiar agama
mereka. Ia juga mengatakan, Islam masuk ke Jepang sudah sejak 200
tahun lalu melalui para pedagang Muslim.
Sebagian WN pribumi
Jepang yang masuk Islam di luar negaranya kembali ke sana menyebarkan
Islam. Jumlah kaum Muslimin dari WN pribumi Jepang ada sekitar 100.000
ribu orang. Sedangkan kaum Muslimin non WN asli Jepang dari kalangan
pendatang yang tinggal di Jepang mencapai 150.000 orang Muslim.
Sedangkan mengenai aktifitas LKM dan IMM di sana, Zakaria mengatakan,
lembaga itu didirikan untuk mengurusi permasalahan kaum Muslimin di
Jepang. Sedangkan IMM didirikan tahun 1960 dengan tujuan memperhatikan
para mahasiswa Muslim yang belajar di Jepang.
Di samping itu,
menyediakan buku-buku tentang pengetahuan Islam dan memberikan kemudahan
bagi kaum Muslimin dalam menjalankan keseharian mereka. Begitu pula,
berkat koordinasi dengan sejumlah lembaga-lembaga Islam, di antaranya
Lembaga Kaum Muslimin, keduanya sama-sama mengawasi anak-anak generasi
baru dari kalangan kaum Muslimin. Di samping itu, IMM juga menyediakan
‘Islam Guide’ untuk membantu para pemuda Islam mengenal lokasi-lokasi
makanan halal dan menjalankan syiar-syiar dan ibadah-ibadah Islam.
Kehilangan identitas Islam merupakan problem paling krusial yang
dihadapi generasi-generasi baru Islam Jepang. Demikian seperti
diungkapkan Zakaria yang menjelaskan, bahwa penyebab hal itu adalah
karena tidak adanya satu sekolah Islam pun di Jepang hingga saat ini.!
Sumber : http://muslimdaily.net